TEORI BELAJAR HUMANISTIK
COMBS
A.
PENDAHULUAN
Dalam teori
humanisme lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia. Pendekatan
ini melihat kejadian yaitu bagaimana dirinya untuk melakukan hal-hal yang
positif. Kemampuan positif ini yang disebut sebagai potensi manusia dan para
pendidik yang beraliran humanisme biasanya menfokuskan pengajarannya pada
pembangunan kemampuan yang positif. Kemampuan positif tersebut erat kaitannya
dengan pengembangan emosi positif yang terdapat dalam domain afektif. Emosi
merupakan karateristik yang sangat kuat yang nampak dari para pendidik
beraliran humanisme. Dalam teori pembelajaran humanistik, belajar merupakan
proses yang dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia.
Dimana memanusiakan manusia di sini berarti mempunyai tujuan untuk mencapai
aktualisasi diri, pemahaman diri, serta realisasi diri orang yang belajar
secara optimal.[1]
Tokoh
penting dalam teori belajar humanisme secara teoritik antara lain adalah:
Arthur W. Combs, Abraham Maslow dan Carl Rogers. Salah satu tokoh penting dari
Teori Humanistik ini ialah Arthur W. Combs ( 1912-1999 Namun dalam makalah ini
penulis lebih fokuskan pada teori belajar humanisme Arthur W. Combs, dimana
penjelasannya akan di bahas pada pembahasan di bawah ini.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
pengertian teori belajar humanistik Combs?
2.
Peran Guru dalam Teori Arthur Combs?
3.
Peran Siswa dalam Teori Arthur Combs?
4. Kelebihan
dan Kekurangan Teori Belajar Humanistik?
C.
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
teori belajar humanistik Combs
Dalam teori
belajar humanistik proses belajar harus berhulu dan bermuara pada manusia
itu sendiri. Meskipun teori ini sangat menekankan pentingya isi dari proses
belajar, dalam kenyataan teori ini lebih banyak berbicara tentang pendidikan
dan proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan kata lain,
teori ini lebih tertarik pada ide belajar dalam bentuknya yang paling ideal
dari pada belajar seperti apa adanya, seperti apa yang bisa kita amati dalam
dunia keseharian.. Teori apapun dapat dimanfaatkan asal tujuan untuk “memanusiakan
manusia” (mencapai aktualisasi diri dan sebagainya dapat tercapai.[2]
Menurut
Teori humanistik, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Proses
belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya
sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu
mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha
memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya,bukan dari sudut pandang
pengamatnya.[3]
Belajar
terjadi bila mempunyai arti bagi individu. Guru tidak bisa memaksakan materi
yang tidak disukai atau tidak relevan dengan kehidupan mereka. Anak tidak bisa
matematika atau sejarah bukan karena bodoh tetapi karena mereka enggan dan
terpaksa dan merasa sebenarnya tidak ada alasan penting mereka harus
mempelajarinya. Perilaku buruk itu sebenarnya tak lain hanyalah dari
ketidakmampuan seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak akan memberikan
kepuasan baginya. Untuk itu guru harus memahami perilaku siswa dengan mencoba
memahami dunia persepsi siswa tersebut sehingga apabila ingin merubah
perilakunya, guru harus berusaha merubah keyakinan atau pandangan siswa yang
ada.[4]
Perilaku
internal membedakan seseorang dari yang lain. Combs berpendapat bahwa banyak
guru membuat kesalahan dengan berasumsi bahwa siswa mau belajar apabila materi
pelajarannya disusun dan disajikan sebagaimana mestinya. Padahal arti tidaklah
menyatu pada materi pelajaran itu. Sehingga yang penting ialah bagaimana
membawa si siswa untuk memperoleh arti bagi pribadinya dari materi pelajaran
tersebut dan menghubungkannya dengan kehidupannya.
Combs
memberikan lukisan persepsi diri dalam dunia seseorang seperti dua lingkaran
(besar dan kecil) yang bertitik pusat pada satu.. Lingkaran kecil (1) adalah
gambaran dari persepsi diri dan lingkungan besar (2) adalah persepsi dunia.
Makin jauh peristiwa-peristiwa itu dari persepsi diri makin berkurang
pengaruhnya terhadap perilakunya. Jadi, hal-hal yang mempunyai sedikit hubungan
dengan diri, makin mudah hal itu terlupakan.
2.
Peran
Guru dalam Teori Arthur Combs
Psikologi
humanistik memberi perhatian atas guru sebagai fasilitator. Berikut ini
adalah berbagai cara untuk memberi kemudahan belajar dan berbagai kualitas
fasilitator. Ini merupakan ikhtisar yang sangat singkat dari beberapa
(petunjuk):[5]
a)Fasilitator
sebaiknya memberi perhatian kepada penciptaan suasana awal, situasi kelompok,
atau pengalaman kelas
b)Fasilitator
membantu untuk memperoleh dan memperjelas tujuan-tujuan perorangan di dalam
kelas dan juga tujuan-tujuan kelompok yang bersifat umum.
c)Dia
mempercayai adanya keinginan dari masing-masing siswa untuk melaksanakan
tujuan-tujuan yang bermakna bagi dirinya, sebagai kekuatan pendorong, yang
tersembunyi di dalam belajar yang bermakna tadi.
d)Dia
mencoba mengatur dan menyediakan sumber-sumber untuk belajar yang paling luas
dan mudah dimanfaatkan para siswa untuk membantu mencapai tujuan mereka.
e)Dia
menempatkan dirinya sendiri sebagai suatu sumber yang fleksibel untuk dapat
dimanfaatkan oleh kelompok.
f)Di dalam
menanggapi ungkapan-ungkapan di dalam kelompok kelas, dan menerima baik isi
yang bersifat intelektual dan sikap-sikap perasaan dan mencoba untuk menanggapi
dengan cara yang sesuai, baik bagi individual ataupun bagi kelompok
g)Bilamana
cuaca penerima kelas telah mantap, fasilitator berangsur-sngsur dapat
berperanan sebagai seorang siswa yang turut berpartisipasi, seorang anggota
kelompok, dan turut menyatakan pendangannya sebagai seorang individu, seperti
siswa yang lain.
h)Dia
mengambil prakarsa untuk ikut serta dalam kelompok, perasaannya dan juga
pikirannya dengan tidak menuntut dan juga tidak memaksakan, tetapi sebagai
suatu andil secara pribadi yang boleh saja digunakan atau ditolak oleh siswa
i)Dia harus
tetap waspada terhadap ungkapan-ungkapan yang menandakan adanya perasaan yang
dalam dan kuat selama belajar
j)Di dalam
berperan sebagai seorang fasilitator, pimpinan harus mencoba untuk menganali
dan menerima keterbatasan-keterbatasannya sendiri.
3.
Peran
Siswa dalam Teori Arthur Combs
Dalam teori
Combs peranan siswa lebih dominan, karena guru terfokus pada fasilitator yang
coba memberikan arahan kepada siswa. Siswa berperan sebagai pelaku utama
(student center) yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan
siswa memahami potensi diri, mengembangkan potensi dirinya secara positif dan
meminimalkan potensi diri ya Tujuan pembelajaran lebih kepada proses belajarnya
daripada hasil belajar. Adapun proses yang umumnya dilalui adalah :
- Merumuskan tujuan belajar yang jelas
- Mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui
kontrak belajar yang bersifat jelas , jujur dan positif.
- Mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan
siswa untuk belajar atas inisiatif sendiri
- Mendorong siswa untuk peka berpikir kritis,
memaknai proses pembelajaran secara mandiri
- Siswa di dorong untuk bebas mengemukakan
pendapat, memilih pilihannya sendiri, melakukkan apa yang diinginkan dan
menanggung resiko dari perilaku yang ditunjukkan.
- Guru menerima siswa apa adanya, berusaha memahami
jalan pikiran siswa, tidak menilai secara normatif tetapi mendorong siswa
untuk bertanggungjawab atas segala resiko perbuatan atau proses
belajarnya.
- Memberikan kesempatan murid untuk maju sesuai
dengan kecepatannya
4.
Kelebihan
dan Kekurangan Teori Belajar Humanistik
Kelebihannya
adalah :
a) Teori ini
cocok untuk diterapkan dalam materi pembelajaran yang bersifat pembentukan
kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena
sosial.
b) Indikator
dari keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang bergairah,
berinisiatif dalam belajar dan terjadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap
atas kemauan sendiri.
c) Siswa
diharapkan menjadi manusia yang bebas, tidak terikat oleh pendapat orang lain
dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggung jawab tanpa mengurangi
hak-hak orang lain atau melanggar aturan, norma, disiplin atau etika yang
berlaku
Kekurangannya
adalah :
a). Siswa
yang tidak mau memahami potensi dirinya akan ketinggalan dalam proses belajar[6]
b). Terlalu
memberi kebebasan pada siswa
DAFTAR PUSTAKA
Hamzah
B. Uno, Orientasi baru Dalam Psikologi Perkembangan (Jakarta: Bumi aksara, 2006
)
Prof.Drs.Dakir,
Dasar-dasar Psikologi.( Jakarta: Pustaka Pelajar, 1993)
http://edukasi.kompasiana.com/2011/10/24/teori-belajar-humanisme/
http://novinasuprobo.wordpress.com/2008/06/15/teori-belajar-humanistik/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar