Selasa, 22 Mei 2012

Materi Pendidikan ISLAM...


MATERI PENDIDIKAN ISLAM

I.        Pendahuluan
Pendidikan merupakan suatu aspek yang penting di dalam kehidupan setiap individu. Pendidikan bermula sejak seorang itu dilahirkan sampai ajal menjemputnya.. Pendidikan bagi manusia meliputi aspek jasmani, rohani, akal dan sosial. Manusia mendidik anaknya supaya badannya sehat kuat, dan cerdas, rohaninya luhur, dan berbudi pekerti tinggi,  bermasyarakat, dan menyesuaikan diri dalam lingkungannya.
Di antara pendidikan yang paling penting bagi setiap manusia ialah pendidikan agama Islam. Kita selaku pemeluk agama islam mengerti bahwa   pendidikan  yang paling  penting adalah pendidikan agama islam.”Pendidikan Islam adalah pendidikan yang melatih kepekaan para peserta didik sedemikian rupa sehingga sikap hidup dan peri-laku, juga keputusan dan pendekatannya kepada semua jenis pengetahuan dikuasai oleh perasaan mendalam nilai-nilai etik dan spiritual Islam. Mereka dilatih dan mentalnya didisiplinkan, sehingga mereka mencari pengetahuan tidak sekadar untuk memuaskan keingin-tahuan intelektual atau hanya untuk keuntungan dunia material belaka, tetapi juga untuk mengembangkan diri sebagai makhluk rasional dan saleh yang kelak dapat memberikan kesejahteraan fisik, moral dan spiritual bagi keluarga, masyarakat dan umat manusia”.[1]
Dengan dasar semua itu penulis  memiliki keinginan ingin menulis dan membahas mengenai apakah yang dimaksud dengan materi pendidikan islam itu sendiri dan mengenai ruanglingkup kajian pendidikan islam itu sendiri.

II.        Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud  kurikulum materi dalam pendidikan islam?
2.      Bagaimana Prinsip pengembangan kurikulum pendidikan islam ?
3.      Kategori apa sajakah yang ada dalam pengembangan kurikulum pendidikanislam?

III.        Pembahasan
A.     Pengertian kurikulum materi pendidikan islam
Sebelum kita membahas apa itu yang dimaksud dengan kurikulum dalam pendidikan islam alangkah lebih baiknya kita ketahui apa yang dimaksud dengan pendidikan islam itu sendiri. Istilah “Pendidikan Islam” merupakan rangkaian kata yang membawa makna yang sangat luas. Dalam bahasa Inggris pendidikan disebut education. Manakala dalam bahasa Arab pengertian kata pendidikan, sering digunakan pada beberapa istilah, antaranya “ta’lim” ( التعليم ) , tarbiyah ( التربية ( dan ta’dib ) (التاديب . Kata at-ta’lim merujuk kepada pengajaran yang bersifat pemberian atau penyampaian pengertian, pengetahuan, dan keterampilan. Kata at-tarbiyah membawa arti mengasuh, mendidik, dan memelihara. Sementara Kata at-ta’dib dapat diertikan sebagai proses mendidik yang memfokuskan kepada pembinaan dan penyempurnaan akhlak atau budi pekerti pelajar. Pendidikan adalah ‘latihan atau ajaran’. Pendidikan berbeda dengan kefahaman umum masyarakat yang menganggap pendidikan Islam itu ialah Mata Pelajaran Agama Islam atau Pengetahuan Agama Islam di sekolah.
Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik sebuah argument yaitu bahwa pendidikan islam itu terdiri dari suku kata yang melengkapi yaitu pendidikan yang diartikan sebagai sebuah proses yang akan menjadikan suatu perubahan pada tingkah laku atau pribadi manusia, dan sedangkan islam dalam kata tersebut sendiri diartikan sebagai sebuah agama(ajaran). Jika diartikan secara bersama adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan untuk menyempurnakan atau memperbaiki budi pekerti manusia menurut islam, yang berlandaskan syariat islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadis [2].
Kurikulum berasal dari bahasa latin “CURRICULUM” , semula berarti “ a running ourse,specialy a chariot race course” dan terdapat pula dalam bahasa Prancis “Courir” artinya “to run” artinya “berlari.” Secara tradisional kurikulum diartikan sebagai mata pelajaran yang diajarkan di sekolah.
Kurikulum dalam pendidikan Islam dikenal dengan kaa-kata “Manhaj” yang berarti jalan yang terang yang dilalui oleh pendidik bersama anak didiknya untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap mereka.selain itu kurikulum juga dipandang sebagai suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan pendidikan.
William B.Ragan ,sebagaimana dikutip S.Nasution,berpandapat bahwa kurikulum meliputi seluruh program dan kehidupan disekolah. S.Nasution menyatakan,ada beberapa penafsiran lain tentang kurikulum. Diantaranya: pertama kurikulum sebagai produk (sebagai hasil pengembangan kurikulum), kedua kurikulum sebagai program (alat yang dilakukan sekolah untuk mencapai tujuan),ketiga, kurikulum sebagai hal-hal yang diharapkan akan dipelajari oleh siswa(sikap,keterampilan tertentu),dan kelima, kurikulum dipandang sebagai pengalaman siswa.
Kurikulum pendidikan Islam adalah bahan-bahan pendidikan Islam berupa kegiatan, pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan sistematis diberikan kepada anak didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Islam. Atau dengan kata lain kurikulum pendidikan Islam adalah semua aktiviti, pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan secara sistematis diberikan oleh pendidik kepada anak didik dalam rangka tujuan pendidikan Islam.
Berdasarkan keterangan di atas, maka kurikulum pendidikan Islam itu merupakan satu komponen pendidikan agama berupa alat untuk mencapai tujuan. Ini bermakna untuk mencapai tujuan pendidikan agama (pendidikan Islam) diperlukan adanya kurikulum yang sesuai dengan tujuan pendidikan Islam dan bersesuaian pula dengan tingkat usia, tingkat perkembangan kejiwaan anak dan kemampuan pelajar.
Dari pengertian kurikulum diatas,dapt diperoleh gambaran, bahwa pendidikan Islam sebagai pendidikan yang berdsarkan Al-Quran dan As-Sunnah sangat luas jangkauanya.
Ada beberapa pendapat ulam tentang materi yang harus diberikan terhadap anak didik:
1)      Menurut Abu Thawam berpendapat, setelah anak hafal  Al-Quran hendaknya anak tersebut diajarkan menulis,berhitung dan berenang.
2)      A-Ghajali mengemukakan, bahwa anak-anak diajarkan Al-Quran,sejarah kehidupan orang-orang besar,hukum-hukum agama dan sajak-sajak yang tidak menyebut soal cinta serta pelaku-pelakunya.
3)      Al-Jahiz, dalam bukunya” Risalat Al-Mu’allimin” mengatakan bahwa sebaiknya anak-anak kecil tidak disibukan dengan ilmu nahwu semata. Cukup sampai mereka dapat membaca,menulis dan bicara dengan benar. Anak-anak seharusnya diberi pelajaran berhitung, karang mengarang serta keterampilan membaca buah pikiran dari bacaanya.
Pendapat para ulama diatas,dapat dipahami,bahwamateri pendidikan Islam yang paling utama adalah Alquran:baik keterampilan membaca,manghafal,menganalisa dan sekaligus manghafalkan ajaran-ajaran dalam kehidupan sehari-hari.Hal ini dimaksudkan agar ajaran yang terkandung didalam alquran tertanam dalam jiwa anak didik sejak dini.

B.     Prinsip pengembangan kurikulum pendidikan islam
Dalam dunia pendidikan yang selalu menghadapi langsung peserta didik yang tentunya membutuhkan pembaharuan dan pengembangan dalam melaksanakan pendidikan karena terbentur oleh perubahan zaman dan perkembangan peserta didik yang semakin membutuhkan pendidikan dan pengajaran yang lebih relevan terhadap masanya, misalkan saja kurikulum yang dipakai pada tahun 1994 tidak akan cocok jika masih digunakan dalam melaksa proses pendidikan di zaman sekarang. Maka dari itu diperlukanya inovasi dan pengembangan dalam kurikulum, namun dalam pengembangan itu haruslah memenuhi beberapa prinsip sebagai berikut.
Dalam usaha pengembangan kurikulum, ada beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan,yaitu;
1.      Prinsip  relevansi
Secara umum, relevansi pendidikan dapat diartikan sebagai kesesuaian atau keserasian. Masalah relevansi pendidikan dengan kehidupan dapat ditinjau dari 3segi, yaitu; Relevansipendidikan dalam lingkungan hidup murid. Relevansi dengan perkembangan kehidupan masasekarang dan masa akan datang.
2.      Prinsip efektivitas
Efektivitas dalam suatu kegiatan berkenaan dengan sejauh mana sesuatu yang direncanakan atai diinginkan dapat terlaksana atau tercapai. Didalam bidang pendidikan, efektivitas dapat kita tinjau dari dua segi, yaitu;
 Efektivitas mengajar guru, terutama menyangkut sejauh mana jenis-jenis belajar mengajar yang direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik.
Efektivitas belajar murid, terutama menyangkut serjauh mana tujuan-tujuan pelajaran yang diinginkan telah dapat dicapai melalui kegiatan belajar mengajar yang
ditempuh.    
3.      Prinsip efisiensi
Efisiensi suatu usaha pada dasarnya merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai (input) dengan usaha yang telah dikeluarkan (output).
Dalam pengembangan kurikulum dan pendidikan pada umumnya , prinsip efisiensi ini perlu sekali diperhatikan, baik efisiensi dalam segi waktu, tenaga, maupun peralatan, yang tentunya akan menghasilkan efisiensi dalam segi biaya.
4.      Prinsip kesinambungan
Yang dimaksud dengan kesinambungan adalah adanya saling hubungan atau jalin-menjalin antara berbagai tingkat dan jenis program pendidikan.
5.      Prisip fleksibelitas
Fleksibelitas yang dimaksud disini ialah tidak kaku, ada semacam ruang gerak yang memberikan ruang gerak yang memberikan sedikit kebebasan didalam bertindak.[3]
Prof.H. M. Arifin M. Ed., mengemukakan bahwa prinsip yang harus diperhatikan pada waktu penyusunan kurikulum mencakup 4 macam, yaitu:
1.      Kurikulum pendidikan yang sejalan dengan idealitas islami ialah kurikulum yang mengandunng materi(ilmu-ilmu pengetahuan yang mampu berfungsi untuk hidup secara islami.
2.      Untuk berfungsi sebagai alat yang efktif mencapai tujuan tersebut, kurikulum harus mengandung tata nilai islami yang instrinsik dan ekstrinsik mampu merealisasikan tujuan pendidikan islam.
3.      Kurikulum yang bercirikan islami diproses melalui metode yang sesuai dengan nilai yang terkandung didalam tujuan pendidikan islam.
4.      Antara kurikulum, metode dan tujuan pendidikan islam harus berkaitan dan saling menjiwai dalam proses mencapai produk yang dicita-citakan menurut ajaran islam.
Menurut pendapat ulama islam, mempelajari ilmu seperti ini (ilmu alat) bukan untuk mencapai tujuan pada dirinya, akan tetapi ia digunakan sebagai media untuk sampai kepada tujuan. Oleh karana itu dikatakan tidak perlu mempelajarinya secara mendalam, sehingga menghabiskan waktu dan menghambat ilmu-ilmu asli,  ilmu-ilmu yang terdapat tujuan dalam hidupnya(ilmu pokok seperti ilmu mengenai ibadah atau syariat). Islam memahami bahwa manusia lebih mudah terpengaruh pada kebahagiaan hidup di dunia dan hal ini dapat membikin manusia melupakan kehidupan akhirat. [4]

C.     Kategori  pengembangan kurikulum pendidikan islam
Kategori jika diartikan secara bahasa dalah artinya sebuah kelompok atau sebuah kumpulan dari beberapa bagian yang saling melengkapi. Jadi kategori dalam kurikulum adalah sebuah kumpulan dari beberapa ilmu yang digunakan untuk membantu dalam pengembangan kurikulum.
Menurut Imam Al-Ghazali bahwasanya beliau menyatakan, ilmu-ilmu pengetahuan yang harus dijadikan bahan kurikulum lembaga pendidikan yaitu:
1.      Ilmu-ilmu yang fardhu’ain yang wajib dipelajari oleh semua orang islam meliputi ilmu-ilmu agama, yakni ilmu yang bersumber dari dalam kitab suci Al-Qur’an.
2.      Ilmu-ilmu yang merupakan fardhu kifayah, terdiri dari ilmu-ilmu yang dapat dimanfaatkan untuk memudahkan urusan hidup duniawi, seperti ilmu hitung (matematika), ilmu kedokteran, ilmu teknik, ilmu penilaian, ilmu perindustrian dan sebagainya.
Dari kedua kategori ilmu tersebut, Al-Ghazali memerinci lagi menjadi:
1.      Ilmu-ilmu Al-Qur’an dan ilmu agama seperti fiqih, hadits dan tafsir.
2.      Ilmu bahasa, seperti nahwu sharaf, makhraj dan lafadz-lafadznya, yang membantu ilmu agama.
3.      Ilmu-ilmu yang fardhu kifayah, terdiri dari berbagai ilmu yang memudahkan urusan kehidupan duniawi seperti ilmu kedokteran, matematika, teknologi (yang beraneka ragam jenisnya), ilmu politik dan lain-lain.
4.      Ilmu kebudayaan, seperti syair, sejarah, dan beberapa cabang filsafat.[5]

IV.        Simpulan
Tidak lepas dari tujuan umum dalam pendidikan islam, bahwa kurikulum pendidikan islam juga sangat berperan dalam mendidik para generasi muda pada khususnya dalam keagamaan dan akhlak mulia, agar terbentuk para generasi muda yang tidak hanya punya intelektual yang tinggi tetapi tidak bermoral.
Sementara pada zaman modern ini kurikulum pendidikan islam telah berkembang untuk membentuk manusia yang sehat dan kuat jasmaninya dan mementingkan kecerdasan otak, berkembang menjadi sejumlah pengalaman pendidikan, yang difasilitasi oleh berbagai lembaga pendidikan dengan tujuan mendorong perkembanggan secara menyeluruh dalam segala bidang yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari atau dahari akhir nanti  maka dari itu ada beberapa prinsip dan kategori yang diperlukan dalam melakukan pengembangan kurikulum agar kurikulum itu mampu membawa para peserta didik yang mampu bersaing di masa mendatang dalam urusan dunia dan juga tidak meninggalkan urusan akhiratnya.

Daftar Pustaka
Abd. Rahman Saleh, Didaktik Pendidikan Agama, Bulan Bintang, Jakarta, 1973.
Arief,Armai,Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan  Islam ,Jakarta,Ciputat pers,2002.
Nana Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung
http://www5.shoutmix.com/?estetikajonyo">View shoutbox.
http://www.wordpress.com/2011/09/24/makalah-konsep-kurikulum-pendidikan -islam –pengembangan.



[1] Abd. Rahman Saleh, Didaktik Pendidikan Agama, Bulan Bintang, Jakarta, 1973. Hal 63

[3] Arief,Armai,Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam,Jakarta,Ciputat pers,2002,hal.30
[4] Nana Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.hal.153

[5] http://www5.shoutmix.com/?estetikajonyo">View shoutbox. Di unduh pada 12 maret 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar